Pulmonologi FKUI dalam Peringatan Hari PPOK Sedunia 2019
- Detail
- Dibuat pada 22 Desember 2019
Pelaksanaan hari Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) sedunia diselenggarakan setiap tahunnya pada kegiatan Car Free Day (CFD) di Jalan Sudirman, Jakarta. Tahun ini diselenggarakan pada Minggu, 15 Desember 2019 dengan mengusung tema “All together to end COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease)”. Melalui tema ini, Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI - RSUP Persahabatan, dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), mengajak masyarakat bersama-sama untuk mengenal dan memahami serta mencegah dan mengeliminasi PPOK.
Kondisi PPOK adalah suatu penyakit yang umumnya dapat dicegah dan ditangani, yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara pernapasan yang biasanya disebabkan oleh pajanan yang signifikan terhadap partikel atau gas beracun dalam jangka waktu yang lama. Gas beracun ini dapat berupa hal-hal yang umumnya kita jumpai sehari-hari seperti asap rokok, asap kendaraan bermotor, asap pembakaran sampah, dan lain - lain.
Gejala PPOK berupa batuk kronik dengan produksi dahak yang bervariasi serta sesak yang semakin lama semakin memberat. PPOK bukan penyakit menular, oleh karena itu tatalaksana penyakit ini lebih diupayakan kepada pencegahan perburukan gejala maupun fungsi paru. Salah satu hal yang dapat mengurangi risiko penyakit PPOK adalah berhenti merokok serta menghindari paparan asap rokok bagi perokok pasif, karena perokok pasif memiliki risiko untuk menderita PPOK sama besarnya dengan perokok aktif.
Data the Burden of Obstructive Lung Disease (BOLD) menunjukkan kasus PPOK tahun 2010 diperkirakan mencapai 384 juta kasus. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan terdapat 9,2 juta jiwa yang menderita PPOK di Indonesia. Saat ini PPOK merupakan penyebab kematian nomor empat di dunia dan diprediksi menjadi penyebab kematian nomor tiga di dunia pada tahun 2020. Situasi tersebut menjadi alasan bahwa perlu edukasi masyarakat mengenai PPOK.
Acara peringatan ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti long march di seputaran Jalan Sudirman dengan membawa pesan kewaspadaan terhadap PPOK dan faktor risikonya. Selain itu, acara ini diisi dengan kegiatan edukasi PPOK dan bahaya merokok, senam etika batuk, dan uji fungsi paru atau pemeriksaan spirometri secara gratis kepada seluruh masyarakat di sekitar lokasi.
Pemeriksaan spirometri dilakukan pada sekitar 200 orang setelah melalui uji penapisan. Antusiasme masyarakat tinggi terlihat dari ramainya warga yang berkunjung dan berpartisipasi di setiap kegiatan yang diadakan. Dengan diselenggarakannya acara hari PPOK sedunia tahun ini, diharapkan masyarakat dapat turut berperan serta dalam gerakan berhenti merokok dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan paru.
(Penulis dan foto: dr. Lidia G. Bangun; dr. M. Bimo Adi W.; dr. Marscha I. Ais; dr. Widya Angasreni; dr. Triya Damayanti, Sp.P(K), Ph.D. - Penyunting: dr. Irandi Putra Pratomo, Ph.D., Sp.P.)