Sejarah
Perkembangan Pulmonologi di Indonesia diawali dengan perkembangan di bidang diagnostik dan pengobatan tuberkulosis paru. Stichting Centrale voor Tuberculose Bestrijding (SCVT) pada sekitar tahun 1930 yang diresmikan oleh Ny. de Jonge (istri gubernur jenderal Kerajaan Belanda pada waktu itu) merupakan cikal bakalnya. Semua dokter yang bekerja di bidang ini diakui sebagai ahli penyakit paru dan diberi brevet long arts (dokter paru dalam bahasa Belanda). Belakangan istilah long arts berganti nama menjadi Ahli Paru. Para ahli penyakit paru menerima kenyataan, bahwa berdirinya SCVT pada tahun 1930 merupakan permulaan berkembangnya pulmonologi di Indonesia. Nama pulmonologi untuk ilmu penyakit paru diterima dengan resmi oleh Ikatan Dokter Paru Indonesia pada tahun 1973.
Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi merupakan salah satu dari 31 Bagian di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, secara resmi dikukuhkan pada bulan September 1978. Keputusan ini dituangkan dalam SK Dekan No. 1599/II.A/FK/1978 tanggal 1 September 1978. Pengukuhan tersebut dicapai melalui perjuangan yang panjang dan berat, yang dipelopori dan direalisasikan oleh para tokoh ilmu penyakit paru, terutama almarhum Prof. Dr. Rasmin Rasjid, yang selama masa baktinya sebagai dokter, kemudian sebagai dokter ahli paru, guru besar, bahkan sampai akhir hayatnya dikenal sebagai tokoh perjuangan dan pembaharu dalam bidang pulmonologi, baik di lingkungan FKUI sendiri maupun di tingkat nasional.
Beberapa catatan sejarah Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:
- Buku Sejarah dan Napak Tilas Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI edisi 2003 (PDF)
- Sejarah Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi di Indonesia oleh Prof. dr. Menaldi Rasmin, Sp.P(K) (PDF)